Saturday, November 7, 2015
Lihat 16 Photo Ini, Kamu Akan Tahu Berapa Harga Sepiring Nasimu Sesungguhnya
Setiap saya makan di rumah makan, di pesta kondangan, atau di kantin, saya selalu melihat banyak nasi sisa yang terbuang. Kadang-kadang jumlahnya mencapai setengah dari yang dimakan. Betul-betul mubazir. Serasa teriris hati melihat itu.
Teringat pesan yang selalu diucapkan ibu saya, "Tiap butir nasi yang kau buang itu dia akan menangis".
Teringat pesan yang selalu diucapkan ibu saya, "Tiap butir nasi yang kau buang itu dia akan menangis".
Saya sadar betul bahwa pesan ibu tidaklah benar. Tapi saya sangat menghormati pesan itu. Karena saya tahu betapa beratnya kerja yang dilakukan untuk menghasilkan sepiring nasi.
Hanya saja beberapa orang tak ambil pusing tentang beratnya pekerjaan itu. Apalagi mereka yang punya banyak uang. Membuang nasi setengah piring setiap kali makan bukanlah hal yang perlu dirisaukan. Alasannya, porsinya kebanyakan, saya sudah kekenyangan.
Lalu kenapa tak mengambil porsi yang lebih sedikit?
Baiklah Sahabat, postingan ini penulis publis agar kita tahu betapa berharganya setiap butir nasi yang terhidang di dalam piring kita. Sepiring nasi itu mewakili keringat, air mata, dan bahkan darah dari kerja keras yang tak seharusnya kita sia-siakan.
Ayo Sahabat, ikuti saya! Saya akan mengajak Sahabat berladang dan melihat semua pekerjaan di sana.
Agar Sahabat tak terkejut merasakan beratnya pekerjaan ini, di ujung tiap poin telah saya tulis kadar beratnya dengan angka. BP = Berat Pekerjaan.
Saya tahu persis setiap pekerjaan ini karena masa kecil saya sebagian besar saya habiskan di ladang. Tapi, tentu saja angka-angka itu hanya perkiraan saya saja, sebagaimana berat yang saya rasakan. Angka-angka itu skalanya dimulai dari 1 (yang paling ringan) - 100 (Yang paling berat).
1. Menebas Lahan
Keringat bercucuran, telapak tangan melepuh, tulang-tulang bergemeratakan, panas, haus, butuh banyak minum air. (BP = 80)
1. Menebas Lahan
Keringat bercucuran, telapak tangan melepuh, tulang-tulang bergemeratakan, panas, haus, butuh banyak minum air. (BP = 80)
2. Membakar Rumput Kering
Perlu memilih hari yang panas. Saat tumpukan rumput-rumput yang di tebas telah mati mengering, lemparkan korek api. Tunggu sampai semua rumput terbakar menjadi abu. Tapi, jika tadi malam hujan turun, kita terpaksa harus menunggu beberapa hari lagi. (BP 30)
3. Mencangkul
Ini lebih berat dari menebas jika di ladang. (BP = 95).
Tapi jika di sawah yang terendam air pekerjaan ini tak begitu berat. (BP 75)
4. Menyemai
Taburkan butir-butir padi secara merata ke atas tanah yang telah dicangkul. Lalu tutupi dengan rumput-rumput agar tak di makan burung. Rumput penutup jangan terlalu tebal. Ukuran luas persemaian dibanding ladang = 1 : 10. (BP = 25)
Taburkan butir-butir padi secara merata ke atas tanah yang telah dicangkul. Lalu tutupi dengan rumput-rumput agar tak di makan burung. Rumput penutup jangan terlalu tebal. Ukuran luas persemaian dibanding ladang = 1 : 10. (BP = 25)
5. Mencabut Semai
Setelah umur semai mencapai 20 - 30 hari sudah bisa dicabut untuk dipindahkan. (BP = 45)
Setelah umur semai mencapai 20 - 30 hari sudah bisa dicabut untuk dipindahkan. (BP = 45)
6 Menanam
Jika di ladang, melubangi tanah tempat meletakkan batang padi (menugal), cukup menguras tenaga. Telapak tangan melepuh memegang kayu tugal seharian. Pinggang sakit karena menungging sepanjang hari (BP = 65)
Jika di sawah yang terendam air, kita bisa langsung menusukkan batang padi ke tanah dengan tangan. Hanya pinggang saja yang sakit karena menungging. (BP = 45)
8. Memupuk
Ini pekerjaan yang paling ringan. Anak-anakpun bisa. (BP = 15)
Ini pekerjaan yang paling ringan. Anak-anakpun bisa. (BP = 15)
7. Menyiangi Rumput
Setelah 2 bulan biasanya padi sudah mulai bertunas dan menghijau. Hasil kerja mulai nampak. Rumputpun ikut tumbuh. Harus segera disiangi. Nungging lagi sepanjang hari. (BP = 45)
Setelah 2 bulan biasanya padi sudah mulai bertunas dan menghijau. Hasil kerja mulai nampak. Rumputpun ikut tumbuh. Harus segera disiangi. Nungging lagi sepanjang hari. (BP = 45)
9. Mengusir Hama
Hama yang harus diwaspadi, siang = burung; malam = babi; sepanjang hari = wereng, tikus, keong. Butuh waktu sepanjang hari untuk berjaga-jaga. Gantian shift, anak-beranak, nginap di ladang. (BP = 50)
10. Menuai
Ini adalah saat-saat yang paling membahagiakan. Walaupun musim menuai biasanya selalu bertepatan dengan musim panas tapi hati yang bahagia akan membuat semua itu tak terasa. (BP = 55)
11. Mengirik
JIka Sahabat punya masalah telapak kaki pecah-pecah, Sahabat tak perlu ke dokter. Cukup mengirik padi. Lepaskan padi dari tangkai-tangkainya dengan cara menginjak-injak. Lakukan sepanjang hari. Dijamin telapak kaki Sahabat jadi sehalus pantat bayi. Saking halusnya nginjak tanah aja jadi pedih. (BP = 55)
12. Mengangin
Setelah diirik, pisahkan antara padi yang berisi (bernas) dengan yang hampa. Tunggu angin cukup kencang, lalu tumpahkan padi pelan-pelan dari nyiru. Jika tak ada angin, panggillah dengan cara bersiul. (BP = 45)
13. Mengarungi/dikarung
Setelah dianginkan lalu masukkan padi yang bernas ke dalam goni untuk segera diangkut. (BP = 35)
14. Mengangkut
Biar laki-laki yang melakukan pekerjaan ini. Beberapa orang hanya dengan bermodalkan punggung. Tapi banyak juga dengan memakai sepeda, motor, atau yang lebih hebat, mobil.
Nilai BP diambil dari pekerjaan dengan menggunakan sepeda. (BP = 45)
15. Menjemur
Biasanya perempuan yang melakukan pekerjaan ini. Curahkan padi dari goni ke tengah bentangan terpal di tanah lapang. Lalu kais tipis padi hingga ke pinggir terpal. Jika panas cukup terik biasanya hanya butuh 2 - 3 jam untuk membuat kulit padi lebih mudah terkelupas. (BP = 55)
16. Menggiling/menumbuk
Di kampung kami tak banyak orang yang punya mesin giling. Hanya toke-toke kaya saja yang punya. Biasanya upah menggiling akan kami bayar dengan beras yang baru saja digiling. 5 kg kg/1 goni besar. Tarif tak begitu jelas. Asal suka sama suka. (BP = 40)
Jadi, bagaimana perasaan Sahabat sekarang? Masih berniat membuang nasi?
Jika memang tak sanggup makan banyak, ambillah porsi yang lebih sedikit. Itu lebih dicintai Tuhan. Insya Allah..
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
No comments :
Post a Comment
Pengunjung yang baik tidak akan meletakkan link hidup di kolom komentar!
Please dont put your link in comment box.