Tuesday, March 15, 2016
Dua Hal yang Kita Anggap Sepele Tapi Berdampak Besar dalam Pekerjaan
Tentu saja ini sangat merugikan jika tidak segera diambil tindakan represif.
Sebetulnya banyak dari hal sepele tersebut sudah kita antisipasi terlebih dahulu sehingga sangat kecil kemungkinan akan terjadi ketika kita berada jauh dari dari rumah. Misalnya, bau mulut, bau badan, dan lupa pakai minya rambut. Seperangkat alat mandi, dengan bermacam-macam merk, berjejer di kamar mandi kita. Setelah mandi, kita masuk kamar, di sana berjejer pula alat-alat kosmetik yang digunakan mulai dari ujung rambut sampai ke ujung kaki. Semuanya serba wangi.
Tapi, dari semua itu, ada dua hal yang tak bisa kita lakukan dengan tindakkan pencegahan (preventif), ianya hanya bisa kita sembuhkan setelah itu terjadi (represif). Dua hal tersebut adalah sisa makanan yang menyangkut di gigi dan lubang telinga yang gatal minta digaruk pakai penggaruk tanah kebun.
Pertanyaannya, pernahkah Sahabat berpikir untuk membawa korek kuping (cottonbud) dan congkel gigi (toothpick) saat bepergian dari rumah? Penulis yakin 99% dari kita akan menjawab "tak pernah".
Untuk apa dibawa, di rumah makan 'kan ada disediakan toothpick. Kalau kuping kita gatal tinggal cari aja batang korek api atau gulung saja kertas lalu korek lubang telinga yang gatal itu sampai merem melek.
Betulkah selalu seperti itu? Bagaimana kalau suatu hari Sahabat makan jambu, kacang, tebu, pecel berkuah kacang di kantor? Tak lama berselang, telinga Sahabat betul betul gatal berulang-ulang? Bisakah batang korek api melakukan kedua tugas itu dengan sempurna seperti yang Sahabat harapkan? Lalu, pertanyaan berikut, masih adakah orang yang membawa korek api batangan saat ini?
Masalah ini sudah merambat ke masalah yang lebih kompleks. Seperti efek domino atau wabah yang berjangkit secera epidemik.
Bukankah akan lebih baik kita berprinsip "sediakan payung sebelum hujan". Bawalah selalu 2 batang toothpick dan 2 batang cottonbud yang kita masukkan ke dalam tempat alat-alat tulis kita, agar pada saat kita sakau membutuhkan kedua benda ini tidak terlalu banyak waktu yang terbuang untuk mendapatkannya. Sehingga kita bisa memiliki lebih banyak waktu untuk melakukan hal-hal lain yang lebih penting untuk peningkatan karier dan taraf hidup.
Jang terlalu sering berprinsip "tak ada rotan akarpun jadi". Karena bagaimanapun akar tak mampu memenuhi semua manfaat rotan secara maksimal. Mana mungkin kita berharap sebuah kursi yang bagus jika terbuat dari akar?
Tulisan ini diambil dari pengalaman pribadi penulis. Dan penulis selalu membawa dua benda sepele yang sebetulnya sangat penting ini kemanapun penulis pergi.
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
No comments :
Post a Comment
Pengunjung yang baik tidak akan meletakkan link hidup di kolom komentar!
Please dont put your link in comment box.