Monday, June 6, 2016
Berkah Ramadhan, Tidurpun Dapat Pahala Berlipat
Ada hadist lemah yang mengatakan bahwa "Tidurnya orang yang berpuasa adalah ibadah, diamnya adalah tasbih, doanya dikabulkan, dan amalannyapun akan dilipatgandakan pahalanya". Hampir semua ulama mengatakan bahwa hadist ini lemah, diantaranya Syaikh al-Albani dan Imam Abdurrahim Al-Iraqi.
Meskipun lemah, namun banyak orang awam yang menganggap bahwa hadist ini shahih. Oleh karena salah kaprah tersebut diapun mengamalkan dengan senang hati dan memperbanyak tidur siang pada bulan Ramadhan dengan harapan dapat dicatat sebagai amal shalih yang "murah meriah". Padahal, dengan berlaku seperti itu dia telah membuang-buang waktu yang seharusnya diisi dengan amalan yang lebih nyata. Misalnya, belajar, membantu orangtua, membaca Quran, atau bekerja.
Meskipun lemah, namun banyak orang awam yang menganggap bahwa hadist ini shahih. Oleh karena salah kaprah tersebut diapun mengamalkan dengan senang hati dan memperbanyak tidur siang pada bulan Ramadhan dengan harapan dapat dicatat sebagai amal shalih yang "murah meriah". Padahal, dengan berlaku seperti itu dia telah membuang-buang waktu yang seharusnya diisi dengan amalan yang lebih nyata. Misalnya, belajar, membantu orangtua, membaca Quran, atau bekerja.
Baca juga : Batalkah Wudhu Orang yang Tertidur?
Terlepas dari palsu atau tidaknya hadist di atas, kita bisa dengan cerdas mengamalkannya dan tetap mendapat pahala berlipat ketika tidur siang dibulan puasa. Namun, ada syarat yang sangat penting yang harus kita penuhi, yakni harus dengan niat yang benar, lillahi ta'ala. Karena hanya dengan niat yang benar ini tidur kita bisa dicatat sebagai ibadah.
Terlepas dari palsu atau tidaknya hadist di atas, kita bisa dengan cerdas mengamalkannya dan tetap mendapat pahala berlipat ketika tidur siang dibulan puasa. Namun, ada syarat yang sangat penting yang harus kita penuhi, yakni harus dengan niat yang benar, lillahi ta'ala. Karena hanya dengan niat yang benar ini tidur kita bisa dicatat sebagai ibadah.
Sebetulnya tidak hanya tidur, amalan mubah yang lainpun bisa mendatangkan pahala jika diniatkan karena Allah SWT. Misalnya, makan, jalan subuh, dan berhias. Semua itu akan mendatangkan pahala yang besar jika diniatkan ingin mendapatkan ridho Allah dan dimulai dengan membaca bismillah. Sebagaimana An Nawawi dalam Syarh Muslim (6/16) mengatakan,
“Sesungguhnya perbuatan mubah, jika dimaksudkan dengannya untuk mengharapkan wajah Allah Ta’ala, maka dia akan berubah menjadi suatu ketaatan dan akan mendapatkan balasan (ganjaran).”
Ibnu Rajab pun menerangkan hal yang sama,
“Jika makan dan minum diniatkan untuk menguatkan badan agar kuat ketika melaksanakan shalat dan berpuasa, maka seperti inilah yang akan bernilai pahala. Sebagaimana pula apabila seseorang berniat dengan tidurnya di malam dan siang harinya agar kuat dalam beramal, maka tidur seperti ini bernilai ibadah.” (Latho-if Al Ma’arif, 279-280)
Jadi, intinya, semua tergantung niat. Jika niat tidurnya hanya bermalas-malasan dengan tidur seharian dari pagi hingga sore, maka tidur seperti ini adalah tidur yang sia-sia. Namun jika tidurnya adalah tidur dengan niat agar kuat dalam melakukan shalat malam dan kuat melakukan amalan lainnya, tentu saja tidur seperti inilah yang bernilai ibadah.
Hal lain yang tak kalah penting yang harus kita perhatikan adalah, cukup tidur, bukan banyak tidur. Karena tidak banyak kebaikan dan keberkahan yang bisa kita raih jika waktu puasa kita hanya kita isi dengan tidur saja. Karena dengan begini kita telah kehilangan banyak kesempatan beramal.
Baca juga : 6 Kondisi Kita Boleh Menceritakan Aib Seseorang
Nah, yang terakhir, karena tidur dengan niat yang benar itu kita lakukan pada bulan penuh berkah, Ramadhan, maka tentu saja ini tetap dilipatgandakan pahalanya. Sebagaimana hadist yang diriwayatkan Abu Hurairah,
“Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya. Disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku. Bagi orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan yaitu kebahagiaan ketika dia berbuka dan kebahagiaan ketika berjumpa dengan Rabbnya. Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kasturi.” (HR. Bukhari no. 1904, 5927 dan Muslim no. 1151)
Wallahu a’lam bish-shawab.
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
terima kasih infonya
ReplyDeletetidur ketika puasa tergantung niatnya
artikel bermanfaat