Saturday, December 19, 2015
10 Etika Membangun Pagar Rumah
Salah satu impian setiap orang adalah memiliki rumah pribadi lengkap dengan pagarnya yang indah. Lokasinya dipinggir kota dengan pepohonan yang masih rimbun dan tetangga yang ramah-ramah. Rumah impian yang nyaman dan aman tempat anak-anak bermain dan dibesarkan.
"Saya berhak membangun apapun di atas tanah milik saya sendiri. Tidak ada urusan dengan orang lain!" Itu yang kita pikirkan secara individual.
Kalimat itu tidak seluruhnya benar. Karena, jika kita membangun dengan tidak memperhatikan beberapa aspek sosial maka akan ada hak tetangga yang kita rampas tanpa kita sadari.
Hidup bertetangga tidak cukup hanya sebatas tidak menganggu satu sama lain. Tapi kita dituntut lebih dari itu. Kita wajib menjalin silaturahmi yang baik dengan mereka. Sebab saudara kita yang paling dekat adalah tetangga. Lihat saja ketika kita mendapat kecelakaan pasti tetangga duluan yang akan memberikan bantuan kepada kita sebelum keluarga kita yang jauh datang.
Oleh sebab itu, dalam segala hal kita haruslah memperhitungkan hak-hak tetangga agar mereka tidak dirugikan. MIsalnya dalam hal membangung pagar rumah.
Selain memperhitungkan aspek keamanan, kemegahan, dan keindahan, saat membangun pagar rumah kita juga harus memperhitungkan aspek sosial. Sebagaimana yang telah penulis buat daftarnya di bawah ini, lengkap dengan penjelasannya. Disimak baik-baik ya Sahabat!
1. Pagar tidak menutupi hembusan angin
Janganlah kita membangun pagar dari tumpukan bata yang padat. Berilah jeruji yang memastikan angin tetap berhembus ke rumah tetangga. Tetangga juga berhak mendapatkan hembusan angin. Jangan kita rampas hak mereka itu.
2. Tinggi pagar tidak boleh melebihi dari leher kita
Sebaik-baiknya tinggi pagar adalah tidak boleh melebihi tinggi leher orang dewasa, agar kita tetap bisa saling melihat dan bertegur sapa dengan tetangga sebelah.
Ketika kita memasak makanan yang enak maka kita bisa dengan gampang mengulurkan makanan kita melalui atas pagar. Jika kebetulan keluarga kita tidak ada di rumah maka tetanggapun akan sangat mudah melihat ke rumah kita untuk memastikan tidak ada maling atau binatang liar yang berkeliaran.
3. Sebaiknya kita juga membuat pintu yang tak berkunci pada sisi kanan, kiri, dan belakang
Selain pintu utama di depan sedapat mungkin kita juga harus membangun pintu samping dan belakang. Namun, tidak boleh dikunci agar bisa dibuka dari sisi manapun. Dijamin hubungan dengan tetangga lebih akrab. Niat baik kita kepada tetangga sudah kita tunjukkan dengan membangun pintu penghubung itu. Pintu itu menyiratkan bahwa, "Kami tidak ingin hidup sendiri".
4. Pagar tidak menutup Sinar matahari pagi/sore
Tetangga punya hak untuk mendapatkan sinar matahari pagi/sore. Mereka ingin menjemur pakaian, bantal, dan kasur. Jangan rampas hak mereka.
5. Pagar dibangun diatas tanah sendiri
Kalau yang ini sudah pasti. Kalau bisa janganlah kita membangun pagar tepat di atas garis batas. Karena ujung-ujungnya pasti akan terkena tanah tetangga. Mungkin hanya setengah jengkal. Tapi itu awal dari hubungan yang tidak baik.
6. Pagar tidak merusak tanaman tetangga
Sedapat mungkin jangan sampai menetak dahan pohon tetangga karena kita ingin membangun pagar. Tapi, jika memang harus, maka mintalah izin secara baik-baik. Kalau perlu bayar ganti rugi.
Jika pohon dahan itu tumbuh sampai jauh ke halaman kita maka kitapun berhak terhadap buah yang jatuh ke halaman kita.
7. Jangan membuat hiasan patung pada pagar
Ulama tidak suka pada hiasan patung, maka jika kita tetap ngotot membuat hiasan patung di pagar rumah kita maka rumah kita akan dijauhi ulama. Kalau ulama sudah tak suka, maka biasanya masyarakat setempat pasti akan mengikuti jejak ulama di daerah itu.
8. Jangan membuat tempat duduk di depan pintu keluar pagar
Selain sangat menggangu tempat duduk di depan pintu keluar pagar ini juga akan menjadi tempat berkumpul anak-anak jalanan di tengah malam. Mereka akan minum-minum dan bergitar di situ hingga menjelang subuh. Kita dan tetangga sekitar pasti akan sangat terganggu.
9. Sediakan bel
Bagi yang punya halaman besar wajib menyediakan bel. Jangan biarkan tamu berteriak hingga suaranya serak hanya untuk mengembalikan obeng yang dipinjamnya 2 hari yang lalu.
10. Sediakan tempat kotak surat atau koran
Jangan bikin susah pak pos dan tukang antar koran. Jika kita tak siap digedor-gedor setiap subuh maka siapkan kotak pos dan kotak koran di pintu pagar.
Jadi gimana Sahabat? Sudah siap membangun pagar yang beretika sekarang? Ayo mulai membangun dengan bacaan bismillah!
"Saya berhak membangun apapun di atas tanah milik saya sendiri. Tidak ada urusan dengan orang lain!" Itu yang kita pikirkan secara individual.
Kalimat itu tidak seluruhnya benar. Karena, jika kita membangun dengan tidak memperhatikan beberapa aspek sosial maka akan ada hak tetangga yang kita rampas tanpa kita sadari.
Hidup bertetangga tidak cukup hanya sebatas tidak menganggu satu sama lain. Tapi kita dituntut lebih dari itu. Kita wajib menjalin silaturahmi yang baik dengan mereka. Sebab saudara kita yang paling dekat adalah tetangga. Lihat saja ketika kita mendapat kecelakaan pasti tetangga duluan yang akan memberikan bantuan kepada kita sebelum keluarga kita yang jauh datang.
Oleh sebab itu, dalam segala hal kita haruslah memperhitungkan hak-hak tetangga agar mereka tidak dirugikan. MIsalnya dalam hal membangung pagar rumah.
Selain memperhitungkan aspek keamanan, kemegahan, dan keindahan, saat membangun pagar rumah kita juga harus memperhitungkan aspek sosial. Sebagaimana yang telah penulis buat daftarnya di bawah ini, lengkap dengan penjelasannya. Disimak baik-baik ya Sahabat!
1. Pagar tidak menutupi hembusan angin
Janganlah kita membangun pagar dari tumpukan bata yang padat. Berilah jeruji yang memastikan angin tetap berhembus ke rumah tetangga. Tetangga juga berhak mendapatkan hembusan angin. Jangan kita rampas hak mereka itu.
2. Tinggi pagar tidak boleh melebihi dari leher kita
Sebaik-baiknya tinggi pagar adalah tidak boleh melebihi tinggi leher orang dewasa, agar kita tetap bisa saling melihat dan bertegur sapa dengan tetangga sebelah.
Ketika kita memasak makanan yang enak maka kita bisa dengan gampang mengulurkan makanan kita melalui atas pagar. Jika kebetulan keluarga kita tidak ada di rumah maka tetanggapun akan sangat mudah melihat ke rumah kita untuk memastikan tidak ada maling atau binatang liar yang berkeliaran.
3. Sebaiknya kita juga membuat pintu yang tak berkunci pada sisi kanan, kiri, dan belakang
Selain pintu utama di depan sedapat mungkin kita juga harus membangun pintu samping dan belakang. Namun, tidak boleh dikunci agar bisa dibuka dari sisi manapun. Dijamin hubungan dengan tetangga lebih akrab. Niat baik kita kepada tetangga sudah kita tunjukkan dengan membangun pintu penghubung itu. Pintu itu menyiratkan bahwa, "Kami tidak ingin hidup sendiri".
4. Pagar tidak menutup Sinar matahari pagi/sore
Tetangga punya hak untuk mendapatkan sinar matahari pagi/sore. Mereka ingin menjemur pakaian, bantal, dan kasur. Jangan rampas hak mereka.
5. Pagar dibangun diatas tanah sendiri
Kalau yang ini sudah pasti. Kalau bisa janganlah kita membangun pagar tepat di atas garis batas. Karena ujung-ujungnya pasti akan terkena tanah tetangga. Mungkin hanya setengah jengkal. Tapi itu awal dari hubungan yang tidak baik.
6. Pagar tidak merusak tanaman tetangga
Sedapat mungkin jangan sampai menetak dahan pohon tetangga karena kita ingin membangun pagar. Tapi, jika memang harus, maka mintalah izin secara baik-baik. Kalau perlu bayar ganti rugi.
Jika pohon dahan itu tumbuh sampai jauh ke halaman kita maka kitapun berhak terhadap buah yang jatuh ke halaman kita.
7. Jangan membuat hiasan patung pada pagar
Ulama tidak suka pada hiasan patung, maka jika kita tetap ngotot membuat hiasan patung di pagar rumah kita maka rumah kita akan dijauhi ulama. Kalau ulama sudah tak suka, maka biasanya masyarakat setempat pasti akan mengikuti jejak ulama di daerah itu.
8. Jangan membuat tempat duduk di depan pintu keluar pagar
Selain sangat menggangu tempat duduk di depan pintu keluar pagar ini juga akan menjadi tempat berkumpul anak-anak jalanan di tengah malam. Mereka akan minum-minum dan bergitar di situ hingga menjelang subuh. Kita dan tetangga sekitar pasti akan sangat terganggu.
9. Sediakan bel
Bagi yang punya halaman besar wajib menyediakan bel. Jangan biarkan tamu berteriak hingga suaranya serak hanya untuk mengembalikan obeng yang dipinjamnya 2 hari yang lalu.
10. Sediakan tempat kotak surat atau koran
Jangan bikin susah pak pos dan tukang antar koran. Jika kita tak siap digedor-gedor setiap subuh maka siapkan kotak pos dan kotak koran di pintu pagar.
Jadi gimana Sahabat? Sudah siap membangun pagar yang beretika sekarang? Ayo mulai membangun dengan bacaan bismillah!
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
super sekali
ReplyDelete