Saturday, June 4, 2016

Fenomena Asmara Subuh Ramadhan, dari Olah Raga Sampai Maksiat

No comments :

Kita sering membaca dalam banyak riwayat yang menyebutkan bahwa Rasulullah SAW suka sekali berolah raga berjalan kaki setelah melakukan shalat subuh di masjid. Beliau bahkan memilih rute yang terjauh dan berbeda setiap hari dengan maksud agar bisa lebih banyak berjalan kaki, berolah raga, melancarakan aliran darah, sambil melihat keadaan masyarakat.

Beliau mengamalkan itu tidak pada bulan puasa, tapi pada hari-hari biasa. Karena pada bulan puasa Beliau lebih banyak beriktikaf di dalam masjid. Apalagi mendekati sepuluh hari terakhir. Beliau bahkan tak pernah keluar dari masjid. Kecuali hanya untuk buang air atau kebutuhan yang betul-betul mendesak lainnya.

Berbeda dengan fenomena kita saat ini. Setiap subuh pada bulan Ramadhan kita melihat jalan-jalan penuh dengan anak-anak, remaja, bahkan orang dewasa yang berjalan kaki, bersepeda, atau naik motor. Terutama di kota-kota besar. Sambil mengenakan kopiah, sarung yang dililitkan ke leher, atau mukena yang digantungkan ditengkuk. Mereka bergerombol dan berpasangan melintasi jalan-jalan besar. Menuju ke tempat meeting point yang penuh sesak. 



Berpamitan dengan orangtua dengan alasan ingin mengerjakan shalat subuh berjamah di masjid sambil mencatat buku amaliyah Ramadhan, tugas dari sekolah. Namun realitanya, seberapa banyak remaja yang betul-betul shalat subuh berjamaah dan mendengarkan kuliah subuh di masjid? Jelas sekali bahwa jalanan jauh lebih ramai daripada di masjid.

Buku amaliyah Ramadhan lebih sering dititipkan kepada teman yang tetap tinggal di masjid, untuk mendapatkan tanda tangan ustad dan stempel. Hal yang lebih penting dikerjakan saat ini adalah ngumpul bareng teman-teman, berkeliling kota, menikmati keramaian, cuci mata, atau berduaan dengan si dia. Bagi yang jomblo, ini saatnya cari gebetan. 

Sungguh kontradiksi dengan amalan yang seharusnya dikerjakan selama subuh Ramadhan. Olah raga memang perlu, tapi bukan dengan cara membuka aurat, membakar mercon, berduaan dengan pasangan ditempat sepi, kebut-kebutan, bahkan tawuran. Apakah ini yang disebut olahraga? Lebih celaka lagi banyak yang merokok.



Seharusnya subuh Ramadhan itu diisi dengan shalat subuh berjamaah, zikir, mendengarkan kuliah subuh, tadarus, olahraga pagi sebentar di lingkungan tempat tinggal, lalu dilanjutkan dengan mengerjakan pekerjaan rumah lain. Bukan dihabiskan dengan cara seperti yang telah disebut di atas tadi.

Biasanya kegiatan jalan-jalan subuh pada bulan Ramadhan yang lebih populer disebut dengan asbuh, atau asmara subuh itu diisi dengan berbagai kegiatan negatif, misalnya:

1. Bertemu dan berkencan dengan si dia
Jadi, apa bedanya subuh Ramadhan dengan malam mingguan?

2. Berkeliling kota naik motor dengan si dia atau dengan teman
Kerugian yang pasti, menghabiskan bensin, lelah, risiko kecelakaan, ditilang polisi, pahala puasa berkurang, boleh jadi puasanya batal, godaan maksiat sangat besar.

3. Kebut-kebutan
Kerugian yang, menghabiskan bensin, pasti lelah, risiko kecelakaan, ditilang polisi.

Baca juga : Batalkah Wudhu Orang yang Tertidur?

4. Membuka aurat di depan publik
Pamit tadi ke orang tua dengan alasan mau shalat berjamaah di masjid. Tapi malah berkeliling dan ngumpul  bersama teman-teman dengan tak memakai jilbab dan bercelana pendek, ketat. Jagalah auratnya ukhti. Jangan goda orang lain!

5. Cuci mata
Memangnya selama puasa mata jadi kabur? Kalau mau cuci mata pakai cairan pencuci mata. Beli diapotek.

6. Membakar petasan
Ini kegiatan yang sama sekali tak membawa keuntungan. Uang habis beli petasan, letusannya membuat orang lain marah, ujung-ujungnya memaki atau berkelahi.

7. Berkata-kata kotor
Harusnya selama Ramadhan kita sedapat mungkin menjaga lisan. Tapi jika sudah berkumpul bersama teman-teman dalam kondisi seperti ini kata-kata kotor jadi sangat mudah terlontar.

8. Godaan untuk membatalkan puasa
Teman merokok, perempuan yang lagi halangan, berduaan dengan kekasih -- dari pada puasa tak dapat pahala mending dibatalkan saja sekalian.

9. Tawuran
Ini yang paling ditakutkan. Biasanya dipicu oleh hal-hal sepele. Misalnya, bunyi petasan atau mata salah melirik pacar orang lain. 



Kalau sudah begini, masih pantaskah kita berharap menjadi pemenang dengan predikat tattakun (insan yang bertakwa) setelah Ramadhan berakhir? Ucapan minal aidin wal faizin dihari yang fitri bukanlah untuk kita.

No comments :

Post a Comment

Pengunjung yang baik tidak akan meletakkan link hidup di kolom komentar!
Please dont put your link in comment box.

reno test