Friday, November 20, 2015

Mengapa Bangsa Palestina Tidak Ditolong Tuhan

4 comments :


Perang antara Palestina - Israel telah berlangsung puluhan tahun. Jutaan nyawa telah menjadi korban membela keyakinan yang mereka anggap benar. Jutaan peluru, batu, rudal, dan bom, telah meluluhlantakkan harapan tentang masa depan yang cerah  untuk kedua belah pihak. Bayi-bayi lahir di bawah desingan peluru. Anak-anak yang seharusnya menikmati keceriaannya dengan bermain dan belajar, malah dipersenjatai, diajari menembak, mempertahankan diri, dan bahkan membunuh. Rumah-rumah warga, rumah ibadah, sekolah-sekolah, dan rumah penduduk menjadi rata dengan tanah. Pandangan menyayat hati terhampar disetiap sudut kota.

Sampai saat ini belum ada tanda-tanda bahwa perang akan usai. Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) belum juga menemukan solusi terbaik untuk menyelesaikan pertikaian yang sangat merugikan ini. Ribuan pertemuan dimediasi, namun tak membuahkan hasil yang permanen. Kesepakatan yang dicapai selalu saja hanya bersifat sementara.

Dunia international ikut ambil bagian memihak pada salah satu bangsa yang bertikai. Bangsa barat dengan segala kecanggihan teknologinya, sebagian besar memihak pada pada Israel. Sedangkan, bangsa-bangsa di Asia dan Afrika, sebagian besar memihak kepada Palestina.

Penindasan yang dilakukan oleh Israel kepada Palestina berlangsung secara terus-menerus. Ketidakadilan seolah-olah seperti dibiarkan. PBB seperti tak punya kekuatan untuk memberikan sanksi kepada Israel yang terus-menerus melanggar kesepakatan dan HAM. Tuhanpun seolah-olah tak mampu membela Palestina, pemilik sah tanah yang dipertikaikan.

Namun, betulkan bahwa Tuhan sengaja membiarkan penindasan ini tanpa mau mengulurkan tangan untuk membantu? Padahal Palestina adalah negara dengan mayoritas penduduknya beragama muslim, agama yang diakui Allah di sisi-Nya.
Mari kita lihat luruskan pemikiran tentang "mengapa Bangsa Palestina tidak ditolong Tuhan ini". Berikut penjelasannya!

1. Tuhan tak mau terlalu banyak campur tangan dalam urusan dunia.


Ketika Tuhan menunjuk manusia sebagai khalifah di muka bumi maka pada saat itu juga Tuhan menetapkan sistem-sistem yang berlaku di dunia ini. Sistem yang selalu kita sebut dengan hukum sebab akibat.

Tuhan memberikan begitu banyak takdir untuk dipilih. Kita bisa berpindah dari satu takdir ke takdir Tuhan yang lain.

Jika kita memakan makanan kotor maka kita akan sakit, meskipun kita adalah orang yang taat menjalankan Perintah-Nya. Karena itu adalah sistem yang ditetapkan-Nya.
Begitu pula sebaliknya, jika kita adalah seorang yang mahir dengan trik-trik bisnis, dan bekerja keras menjalankan trik itu, maka hampir bisa dipastikan kita akan sukses dan menjadi kaya raya. Meskipun kita adalah orang yang tak percaya akan adanya Tuhan. Karena itu adalah sistem yang telah ditetapkan-Nya.

Begitu pula dengan perang Israel-Palestina. Tuhan tak lantas sekonyong-konyong mengulurkan tangan memberikan bantuan kepada warga Palestina hanya karena Palestina negara muslim. Karena, ada sistem. Syarat-syarat harus terpenuhi agar Warga Palestina memenangkan perang atas Bangsa Israel. Mungkin saja Bangsa Palestina belum memenuhi syarat-syarat itu.

2. Jika Tuhan mencintai maka Dia akan menguji. 

Cinta Tuhan sangat berbeda dengan cinta manusia. Kalau manusia mencintai seseorang maka dia akan membahagiakan orang yang dicintainya. Kalau Tuhan mencintai hamba-Nya maka Dia akan mengujinya. Ketika manusia lulus dari ujian itu maka dia akan menemukan kebahagiaan tertinggi yang dihadiahkan Tuhan kepadanya.
Ingatlah selalu, “Allah tidak akan membebani  seorang anak manusia di luar batas kemampuannya.” (Al Baqarah: 286)

3. Palestina mungkin dijadikan sebagai "alat Tuhan" untuk memberikan percontohan di dunia.
Untuk memberikan contoh dan pengetahuan kadang-kadang Tuhan menggunakan makhluk-Nya sebagai alat. 

Masih segar dalam ingatan kita bagaimana Tuhan memberikan petunjuk kepada Qabil agar menguburkan Habil yang telah dibunuhnya melalui seekor gagak yang mengais-kais tanah untuk menguburkan gagak lain yang dibunuhnya. Di sini gagak menjadi alat Tuhan untuk memberikan petunjuk kepada manusia bahwa jika seorang manusia meninggal maka harus dikuburkan. 

Bangsa Israel mungkin saja menjadi alat Tuhan untuk memberikan contoh tentang kebiadaban, keberingasan, penindasan, dan penyalahgunaan ilmu pengetahuan yang bisa membuat manusia berkuasa atas yang lainnya. Sedangkan, Bangsa Palestina menjadi alat Tuhan untuk memberikan contoh perjuangan, ketabahan, dan ketawakkalan kepada bangsa lain.

4. Tuhan mungkin saja menggantikan dengan takdir lain yang lebih baik untuk Bangsa Palestina.

Ketika Bangsa Israel membombardir Palestina, kita bisa tahu dari berita dan dari sosial media bagaimana Tuhan menakdirkan ibu-ibu di Palestina melahirkan bayi yang hampir sama banyaknya dengan Suhada yang meninggal dalam perang. Ketika perang berkecamuk rata-rata ibu di Palestina melahirkan anak kembar. Ada yang kembar 2, 3, 4, 5, bahkan 6. 
Bukankah ini keajaiban Tuhan untuk menyelamatkan Bangsa Palestina?

5. Siapa bilang Palestina lebih membutuhkan bantuan daripada Indonesia?

Dalam penderitaan perang yang berkecamuk warga Palestina tetap istiqamah menjalankan ibadah. Malam-malam di Palestina dipenuhi dengan merdunya alunan qalam ilahi yang dikumandangkan. Mereka tenggelam dalam khusuknya ibadah. 

Sedangkan Indonesia, negara kita tercinta, kenyataan menunjukkan setiap hari kita terus tenggelam dalam kemaksiatan. Pergaulan bebas, narkoba, kedurhakaan, korupsi, dan penegakan hukum yang masih cacat. Kita semakin jauh terhanyut dalam samudera kemaksiatan.
Jadi, sebenarnya, siapakah yang perlu dibantu? Palestina yang disayang Tuhan atau kita yang tidak disayang-Nya?

4 comments :

  1. Waaa pas baca agak negatif thinking duluan... Endingnya bagus:)

    ReplyDelete
  2. Saya membacanya berulang kali... Kesimpulan.. .Ada lah.. Utk pribadi saja

    ReplyDelete

Pengunjung yang baik tidak akan meletakkan link hidup di kolom komentar!
Please dont put your link in comment box.

reno test