Thursday, April 14, 2016
Belum Ikhlas Seseorang yang Berucap "SAYA IKHLAS!"
Dalam salah satu film terbaik Indonesia yang berjudul Kiamat Sudah Dekat ada istilah yang sangat menonjol yang mewarnai hampir setengah film tersebut. Istilah itu tak lain tak bukan adalah "belajar ilmu ikhlas". Ilmu yang hampir mustahil untuk dikuasi hanya dengan teori. Ianya hanya bisa dikuasai dengan cara melakukannya, learning by doing.
Ikhlas adalah ilmu tertinggi dalam Islam. Semua orang mengetahuinya kedahsyatan dan cara melakukannya.Tapi tak banyak yang bisa mempraktikkannya. Tak ada syarat yang harus dipenuhi oleh seorang pembelajar yang ingin menguasi ilmu ini. Tak peduli apakah dia seorang kaya atau miskin, muda atau tua, gagah ataupun lemah, tampan atau kurang tampan, semua punya kesempatan yang sama dalam hal menguasai ilmu ini.
Ikhlas adalah ilmu tertinggi dalam Islam. Semua orang mengetahuinya kedahsyatan dan cara melakukannya.Tapi tak banyak yang bisa mempraktikkannya. Tak ada syarat yang harus dipenuhi oleh seorang pembelajar yang ingin menguasi ilmu ini. Tak peduli apakah dia seorang kaya atau miskin, muda atau tua, gagah ataupun lemah, tampan atau kurang tampan, semua punya kesempatan yang sama dalam hal menguasai ilmu ini.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ikhlas memiliki arti bersih hati; tulus hati. Ini jauh berbeda dengan pengertian yang disampaikan oleh ulama-ulama besar yang menyebut bahwa ikhlas adalah pembersihan dari pamrih kepada selain Allah.
Sebetulnya masih banyak pengertian lain tentang ikhlas yang disampaikan oleh ulama. Puluhan, bahkan ratusan defenisi, tapi dalam konteks yang berbeda. Di sini penulis hanya menuliskan kesimpulan kasar dari apa yang disampaikan oleh ulama-ulama tersebut.
Dari pengertian di atas jelas terlihat bahwa ikhlas adalah segala sesuatunya murni karena Allah semata. Tak tercampur sedikitpun dengan hal-hal lain. Walau hanya sebesar biji sawi niat selain Allah maka itu bisa menjadi indikator penting ketidakikhlasan.
Selama ini kita bisa jadi telah melakukan banyak amal shaleh. Bersedekah, menolong orang kesusuhan, rutin ke mesjid, atau shalat malam. Tapi apakah semua amalan itu kita kerjakan ikhlas semata hanya karena Allah? Apakah tak terbetik di hati rasa ingin dipuji, ingin mendapat imbalan, atau rasa ujub? Jika iya, maka boleh jadi semua amalan itu tidak diterima oleh Allah. Karena kunci diterimanya amal adalah ikhlas.
Keikhlasan beramal harus dijaga mulai dari sebelum melakukan, ketika sedang melakukan, hingga sesudah kita melakukannya. Karena iblis senantiasa mengintai untuk menggelincirkan kita. Dia ingin kita selalu menjadi makhluk yang rugi. Atau setidaknya kita tidak untung.
Ikhlas itu bentuknya sangat abstrak dan tempatnya dihati. Apabila ia sudah terlepas dari mulut dan dideskripsikan melalui kata maka itu bukan lagi ikhlas namanya.
Sama halnya dengan orang yang suka berkata "saya ikhlas" setelah berbuat kebaiakan. Hampir bisa dipastikan orang itu tidak ikhlas. Karena dibalik kalimat beracun itu pasti dia memiliki niat lain selain Allah. Paling tidak, rasa ujub yang ingin menunjukkan betapa dia berbuat dengan ikhlas. Bahkan, jika dia mengulang-ulang mengatakan bahwa dia ikhlas, maka semakin berubahlah niatnya menjadi selain Allah. Pasti!
Jadi Sahabat Populer, jika memang kita ingin menjadi orang yang ikhlas maka biarkanlah semuanya hanya karena Allah semata. Tak perlu pula kita menjelaskan bahwa kita melakukan itu dengan ikhlas. Karena ikhlas itu abstrak dan tempatnya dihati. Jadi, biarkan ia tetap abstrak dan di hati saja.
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
No comments :
Post a Comment
Pengunjung yang baik tidak akan meletakkan link hidup di kolom komentar!
Please dont put your link in comment box.